Senin, 04 April 2011

ILMU SOSIAL DASAR : Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat


TUGAS MANDIRI
ILMU SOSIAL DASAR
tentang

Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Ilmu Sosial Dasar



Add caption



oleh :
NAMA             : Herry Romianto
NPM                : 09321116
PRODI             : Pendidikan Biologi
KELAS            : B





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH METRO
 TAHUN 2010

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, penggenggam setiap kejadian, pengangkat setiap kemuliaan, dan penyempurna setiap kebahagiaan. Hanya atas izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan  salam tercurah kepada rosul tercinta Muhammad SAW seorang guru sejati yang patut diteladani segala perkataan maupun perbuatannya. Tugas mandiri ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar di Universitas Muhammadiyah Metro Jurusan IPA Progaram Studi Pendidikan Biologi Jenjang Pendidikan Strata (1).
            Selama menyelesaikan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bantuan, dan bimbingan serta dorongan dari banyak pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
  • Dr. Handoko Santoso, M. Pd. sebagai penanggungjawab terlaksananya praktikum di hutan Taman Nasional Way Kambas.
  • Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini.
Metro, 25 April 2010
Penulis

Herry Romianto
DAFTAR ISI


JUDUL...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..3
BAB I      PENDAHULUAN................................................................................... 4
BAB II    UNDANG-UNDANG DASAR SEBELUM 
                DAN SESUDAH AMANDEMEN 1945................................................. 9

BAB III  TUGAS DAN WEWENANG
                MAJELIS PERMUSYARATAN RAKYAT .......................................... 17

BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 23

















Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat
                             
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan-kenyataan yang diwujudkan oleh adanya pelapisan sosial, kesamaan derajat sebagai suatu cita-cita, mengkaji peranan kaum elite terhadap masa, memahami pembagian pendapatan sebagai suatu usaha untuk mendekatkan kenyataan dengan cita-cita.
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pelapisan sosial
2. Mahasiswa dapat menjelaskan terjadinya pelapisan sosial
3. Mahasiswa dapat menyebutkan perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat
4. Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa teori tentang pelapisan sosial
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kesamaan derajat
6. Mahasiswa dapat menuliskan pasal-pasal di dalam UUD45 tentang persamaan hak
7. Mahasiswa dapat menyebutkan 4 pokok hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum pada UUD 45
8. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Elite
9. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi elite dalam memegang strategi
10. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Massa
11. Mahasiswa dapat menyebutkan ciri-ciri massa











BAB I
PENDAHULUAN


Dalam masyarakat dimanapun di dunia, akan selalu dijumpai keadaan yang bervariasi, keadaan yang tidak sama. Satu hal yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa keadaan di dunia selalu bergerak dinamis. Dari segi alam ternyata bahwa tumbuhan tumbuhan, tumbuh mulai dari kecil hingga besar dan dapat menghasilkan buah. Demikian dalam kenyataan terlihat ada pohon besar dan pohon kecil, jenisnyapun berbeda.
Demikian juga dengan masyarakat. “ masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan dimana mereka merupakan sistem hidup bersama. Unit terkecil masyarakat adalah keluarga terdiri dari bapak, ibu dan anak. Di kantor ada atasan, bawahan.. diperusahaan ada majikan, buruh. Bahkan dalam penduduk pun kita temui katagori penduduk berpendapatan rendah, penduduk berpendapatan sedang dan penduduk berpendapatan tinggi.
Kenyataan-kenyataan yang terlihat ini menunjukkan baha didalam kehidupan manusia, maupun kehidupan alamterdapat adanya tingkatan/lapisan didalamnya; pelapisan terdapat sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat. Pelapisan maskudnya adalah keadaan yang berlapis-lapis atau bertingkat-tingkat. Istilah pelapisan diambil dari kata stratifikasi. Istilah stratifikasi berasal dari kata stratum (jamaknya adalah strata, yang berarti lapisan). Pitirim A sorokin mengatakan bahwa pelapisan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchies). Perwujudan dari gejala stratifikasi sosial adalah adanya tingkatan tinggi dan rendah. Dasar dan inti lapisan-lapisan didalam masyarakat adalah karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab, serta dalam pembagian nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota masyarakat.
Di dalam suatu masyarakat, pasti ada sesuatu yang paling dihargai oleh masyarakat. Bagi masyarakat agraris, tanah adalah sesuatu yang paling dihargai; bagi masyarakat industri, uang adalah sesuatu yang paling dihargai. Pada masyarakat kota, pendidikan dapat merupakan hal yang paling dihargai. Sumber-sumber seperti uang,tanah, pendidikan akan menyebabkan adanya pelapisan. Jadi mereka yang memiliki uang, tanah ataupun berpendidikan tinggi akan menempati lapisan atas suatu masyarakat. Golongan lapisan tertinggi dalam suatu masyarakat tertentu, dalam istilah sehari-hari juga dinamakan “elite”. Dengan demikian pelapisan berarti bahwa dalam masyarakat ada sejumlah kelompok masyarakat yang mempunyai posisi berbeda-beda dalam tata tertib sosial masyarakat, dimana golongan-golongan itu mendapat atau menikmati hak-hak tertentu.
Berarti tidak semua perbedaan posisi di dalam masyarakat menunjukkan adanya pelapisan di dalam masyarakat. Misalnya kedudukan suanmi sebagai kepala keluarga ataupun kedudukan pemuda dalam masyarakat tidak
membentuk suatu lapisan tertentu didalam masyarakat yagn mempunyai hak-hak tertentu.
Setiap individu sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Hak dan kewajiban akan terlihat dalam kedudukan (status) dan peranan (role) yang dijalankan individu tersebut. Kedudukan dan peranan merupakan unsur pembentuk terjadinya pelapisan didalam masyarakt. Yang dimaksud dengan kedudukan adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya didalam kelompok tersebut, atau tempat sebuah kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya didalam kelompok yang lebih besar lagi. Misalnya status sebagai anak didalam keluarga; status guru di sekolah ataupun status Indonesia di organisasi PBB.
Dalam kenyataannya setiap individu memiliki lebih dari satu kedudukan. Budi, misalnya sebagai kepala keluarga mempunyai status sebagai kepala keluarga, ataupun status sebagai anak dari orang tua, bisa juga status sebagai pegawai atau status sebagai anggota organisasi olahraga. Dari statusnya, individu mempunyai Hk dan dibebani kewajiban. Sebagia pegawai ia mempunyai hak untuk menerima penghasilan, hak untuk mendapat cuti, hak untuk mendapat pengobatan, dan lain-lain. Sebaliknya iapun mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dijalaninya sesuai dengan kedudukannya; yaitu mengerjakan pekerjaan sesuai tanggnungjawab dan kedudukannya tersebut. Dengan demikian hak dan kewajiban ini ibarat mata uang yang bersisi dua, yang berinteraksi satu sama lain.
Kedudukan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya disebut peranan. Peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kegiatan-kegiatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Dengan demikian peranan mempunyai fungsi penting, kerna mengatur kelakuan seseorang dan pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan orang lain. Seseorang yang mempunyai kedudukan akan berperan sesuai dengan kedudukan tersebut; sesuai dengan nilai yang diberikan masyarakat kepada guru, sehingga guru haruslah oragn yang tingkah lakunya dapat digugu dan ditiru.
Terjadinya pelapisan sosial
1. Terjadi dengan sendirinya.
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yagn menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdaarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena sifanya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar dari pada pelaisan ini bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dimanapun sistem itu berlaku. Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata tertentu adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih, atau kerabat pembuka tanah, seseorang yang memiliki bakat seni, atau sakti.
2. Terjadi dengan disengaja
Sistem palapisan ini disusun dengan sengaja ditujuan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini ditentukan secar jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaanini, maka didalam organisasi itu terdapat peraturan sehingga jelas bagi setiap orang yang ditempat mana letakknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam organisasi baik secar vertical maupun horizontal.sistem inidapat kita lihat misalnya didalam organisasi pemeritnahan, organisasi politik, di perusahaan besar. Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem ialah :
- sistem fungsional ; merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja didalam organisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala seksi, dan lain-lain
- sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertikal)

Pembagian sistem Pelapisan Menurut Sifatnya
                                                              
Menurut sifatnya maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :
1. sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Didalam sistem ini perpindahan anggota masyarakt kepelapisan yagn lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Didalam sistem yang demikian itu satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyaraktnya mengenal sistem kasta
2. sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Didalam sistem ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke pelapisan yang ada dibawahnya atau naik ke pelapisan yang di atasnya. Sistem yang demikian dapat kita temukan misalnya didalam masyarakat Indonesia sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bisa ada kesempatan dan kemampuan untuk itu. Tetapi di samping itu orang jug adapt turun dari jabatannya bila ia tidak mampu mempertahankannya.. Status (kedudkan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri diebut “achieved status”

Kesamaan Derajat
Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah sama. PBB juga mencita-citakan adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya universal Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal.
Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum declaration of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak azasi manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29(2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
Elite dan Massa
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite didalam masyarakat yaitu : perama menitik beratakan pada fungsi sosial dan yang kedua, pertimbangan-pertimbangan yang bersifat mral. Kedua kecenderungan ini melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal, elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang keras masyarakat lain atau mas depan yang tak tentu.

Isilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd,t etapi yang secara fundamental berbeda dengannyadalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku missal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oeleh beberap peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebgai dibertakan dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas. Cirri-ciri massa adalah :
1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers
2. Massa merupakan kelompok yagn anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym
3. Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat


1. Pengertian
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu- individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikkatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil.
2. Menurut Para Ahli
> Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa “Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).”
> Theodorson dkk mengatakan di dalam Dictionary Of Sociology bahwa “Pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat di dalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal pembedaan hak , pengaruh dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas.”
3. Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial
Di dalam organisasi masyarakat primitif yang belum mengenal tulisan, sudah ada. Yaitu :
> adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan perbedaan hak dan kewajiban
> adanya kelompok–kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa
> adanya pemimpin yang saling berpengaruh
> adanya orang-orang yang dikucilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan hokum (cutlaw men)
> adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri
> adanya pembedaan standar ekonomi dan di dalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum
4. Terjadinya Pelapisan Sosial
> Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri tanpa disengaja. Maka bentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku.
> Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja untuk mengejar tujuan bersama.
5. Teori Tentang Pelapisan Sosial
Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini :
> Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).
> Masyarakat terdiri dari tiga kelas ialah kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas ke bawah (lower class).
> Sementara itu ada pula sering kita dengar : kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas menengah ke bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class).
Menurut Para Ahli :
> Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Di sini Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan dimensi ekonomi sehingga ada orang yang kaya, menengah dan melarat.
> Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA menyatakan sebagai berikut : selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya system berlapis-lapis dalam masyarakat.
> Vilfredo Pareto, sarjana Italia, menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite, menurut dia pangkal daripada perbedaan itu karena ada orang-Orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
> Gaotano Mosoa, sarjana Italia, di dalam “The Ruling Class” menyatakan “Di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah. Kelas yang pertama, jumlahnya selalu sedikit, menjalankan peranan-peranan politik, monopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan-keuntungan yang dihasilkan oleh kekuasaannya itu. Sebaliknya yang kedua, ialah kelas yang diperintah, jumlahnya lebih banyak diarahkan dan diatur/diawasi oleh kelas yang pertama.”
> Karl Marx menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
6. Kesamaan Derajat
Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal balik, artinya orang-orang itu sebagai masyarakatnya mempunyai hak dan kewajiban, terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara.
7. Elite dan Massa
> Elite
Dalam pengertian umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi.
> Massa
Menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam berprilaku massal.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TUGAS MANDIRI
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik







oleh :
NAMA : Herry Romianto
NPM : 09321116
KELAS : B
PRODI : Pendidikan Biologi



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH METRO
TAHUN 2010



Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik

1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor pisik dan faktor psikis.
A. Faktor Pisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam-macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing-masing mmpunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak.
B. Faktor Psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri.

2. Faktor Eksternal
Yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Faktor eksternal dibagi menjadi 6 macam, yaitu : faktor biologis, physis, ekonomis, kultural, edukatif, dan religius.



A. Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya. Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
B. Faktor Phyis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing-masing terhadap perkembangan anak-anak yang lahir dan dibesarkan disana.
C. Faktor Ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat-alat sekolah.
D. Faktor Kultural
Di Indonesia ini saja dari aceh sampai Irian jaya, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing-masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak-anak.
E. Faktor Edukatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding faktor yang lain manapun juga.


F. Faktor Religius
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih-lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentuknya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.

Jumat, 01 April 2011

TUGAS FISIOLOGI HEWAN : Makanan, Sistem Pencernaan Fungsi dan Macamnya

TUGAS MANDIRI

MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN, PENGERTIAN PENCERNAAN, FUNGSI PENCERNAAN, DAN MACAM PENCERNAAN



Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dengan dosen pengampu
Dr. Handoko Santoso, M.Pd., dan Drs. Anak Agung Oka, M.Pd.








NAMA : HERRY ROMIANTO
NPM : 09321116
PRODI : BIOLOGI
SEMESTER: IV






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Fisiologi Hewan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT., akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan, Pengertian Pencernaan, Fungsi Pencernaan, dan Macam Pencernaan” yang singkat. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dr. Handoko Santoso, M.Pd., dan Drs. Anak Agung Oka, M.Pd., yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Makalah ini pastilah memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Metro, 9 Maret 2011

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 1
1.3 Tujuan penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Makanan 3
2.2 Pengertian pencernaan 3
2.3 Fungsi pencernaan 4
2.4 Macam pencernaan 4
2.5 Sistem pencernaan makanan 5
BAB III PENUTUP 24
KESIMPULAN 24
DAFTAR PUSTAKA 25


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memiliki system pencernaan sesuai denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk hidup untuk tetap bertahan hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan setiap jenis mahluk hidup berbeda-beda, dari bahan organic maupun non organic, seperti planton ataupun unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup ada yang dapat membut makanannya sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau dan euglena, dan ada yang tidak bisa membuat makanannya sendiri(heterotof) seperti manusia dan hewan.
Sebagian besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga ada yang di sebut dengan hewan pemakan tumbuhan(herbivora), hewan pemakan daging(karnivora), dan hewan pemakan daging dan tumbuhan(omnivora). Berdasarkan hal tersebut system pencernaan makanan pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat hidupnya.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai makanan dan system pencernan makanan pada hewan, fungsi pencernaan, macam-macam pencernaan, dan membahas mengenai arti atau definisi dari pencernaan itu sendiri. Mengapa hal tersebut perlu untuk di bahas dan di ketahui? Karena hal tesebut sangatlah dekat dengan lingkungan kita bahkan diri kita sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdassarkan latar belakang tersebut di atas, masalah yang yang akan kita bahas adalah mengenai makanan dan system pencernaan pada hewan. Serta definisi, fungsi, dan macam-macam pencernaan.

1.3 TUJUAN PEMBUATAN
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan, serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

BAB II
PEMBAHASAN

MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN, PENGERTIAN PENCERNAAN, FUNGSI PENCERNAAN, DAN MACAM PENCERNAAN PADA HEWAN

2.1 MAKANAN
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi (Boy:2010). Menurut Villee (1988: 138), menyatakan bahwa makanan adalah senyawa organic yang digunakan dalam sintesis biomolekul baru dan sebagai bahan bakar dalam produksi energy sel. Sebagian besar makanan terdiri atas asam lemak, gliserol, gula, dan asam amino. Makanan dapat juga di artikan suatu zat yang dapat di cerna oleh tubuh suatu mahluk hidup, sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Makanan atau zat makanan adalah sama untuk semua organisme baik hewan maupun tumbuhan. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, setiap organisme berbeda-beda, yaitu secara autotrof yang mencakup semua tumbuhan hijau, algae, bebrapa protozoa, dan beberapa bacteria, yang mensintsis makanan dari senyawa organic. Kemudian secara heterotrof yaitu dengan mendapatkan makanan dari sel atau produk organic dari organisme lain.
Dalam hal ini manusia memakan tumbuhan dan hewan. Untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, manusia membutuhkan makanan 4 sehat yaitu nasi, sayur, lauk pauk, dan buah-buahan. Biasanya makanan tersebut di sempurnakan dengan susu.

2.2 PENGERTIAN PENCERNAAN
Sebelum membahas mengenai system pencernaan sebaiknya lebih dulu kita mengetahui arti dari pencernaan itu sendiri. “Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh”( Kusuma 2006:367). Dengan demikian pencernaan merupakan proses penghancuran atau perubahan suatu zat makanan dari yang kompleks menjadi sederhana akibat adanya gerakan atau di bantu oleh enzim, agar lebih mudah di serap oleh tubuh.

2.3 FUNGSI PENCERNAAN
Sesuai dengan definisi pencernaan, fungsi dari pencernaan adalah untuk mempermudah penyerapan sari-sari makanan yang di butuhkan oleh tubuh. Karena dalam hal ini hewan tidak dapat membut makanan sendiri sehingga untuk mendapatkan zat yang di butuhkan oleh tubuh harus melalui system pencernaan agar dapat di serap dan di gunakan oleh tubuh.

2.4 MACAM PENCERNAAN
Pencernaan di bagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Kedua pencernaan tersebut biasa terjadi pada hewan mamalia seperti hewan pemamah biak(ruminansia, reptile, dan lain-lain).
1. Mekanik
Sesuai namanya, sistem pencernaan makanan mekanis ini dilakukan dengan suatu mekanika/gerakan tertentu. Pencernaan semacam ini paling banyak terjadi di dalam rongga mulut, di mana makanan yang masuk harus dihancurkan dahulu (dikunyah) agar proses pencernaan selanjutnya bisa lebih mudah.
Sistem pencernaan makanan mekanik tak hanya terjadi di mulut. Beberapa bagian/organ tubuh juga melakukan suatu mekanika yang disebut gerakan peristaltik.
Gerak Peristaltik adalah gerakan otot-otot organ untuk menelan/menarik agar makanan bisa mengalir memasuki organ tersebut. Biasanya terjadi pada kerongkongan dan usus.
2. Kimiawi
Bila pencernaan mekanik adalah pencernaan dengan gerakan, sistem pencernaan yang satu ini lebih kepada proses kimiawi, yaitu proses pencernaan yang membutuhkan zat-zat kimia untuk menghancurkan makanan maupun mengurai zat-zat penting yang ada dalam makanan.
Zat kimia yang dimaksud adalah asam maupun suatu enzim dalam tubuh yang membantu pencernaah. Proses kimiawi ini contohnya proses pencernaan yang terjadi pada lambung dan usus.

2.5 SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata

Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit. System pencernaan secara intrasululer merupkan system pencernaaan yang terjadi secara aman di dalam suatu kompratemen yang terbungkus oleh membran dimana vakuola makanan menyatu dengan lisosom yang merupakan organel yang mengadung enzim hidrolitik sehingga makanan tercampur dengan enzim. Sedangkan pencernaan secara ektraseluler adalah perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam kopartemen yang berhubungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian tubuh luar.

Pencernaan intraseluler pada Paramecium


Pencernaan ekstra seluler pada Hidra
a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim – enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

b. Sistem Pencernaan Pada Serangga
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus. Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.


2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). System pencernaan pada hewan vertebrata umumnya terjadi secara ekstraseluler.
a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya karena tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yangberukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.

b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1) rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
2) esofagus; berupa saluran pendek,
3) ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4) intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5) Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6) kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pancreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.


c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masingmasing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
2) esofagus (kerongkongan)
3) ventrikulus(lambung)
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir) dan berwarna kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.


d. Sistem Pencernaan Pada Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) paruh: merupakan modifikasi dari gigi
2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
3) faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
4) lambung terdiri atas: - Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
- Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
5) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu,
dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.

e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasums (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7- 8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metana (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.


Perbedaan antara pencernaan pada hewan herbivore dan karnivora, antara lain:

Meskipun kedua mamalia ini hampir sama ukurannya, usus halus koala jauh lebih panjang. Suatu adaptasi untuk meningkatkan pengolahan dan eukaliptus yang berserat dan kurang protein, sumber hampir semua makanan dan air bagi koala. Pengunyahan secara ekstensif akan mencincang daun-daun itu menjadi potongan-potongan kecil yang meningkatkan pemaparan makanan ituke getah pencernaan. Sekum koala panjangnya sekitar 2 meter, merupakan yang terpanjang di antara hewan-hewan yang berukuran sama, berfungsi sebagai ruangan fermentasi di mana bakteri simbiotik mengubah daun-daun yang telah di jarang itu menjadi makanan yang lebih bergizi. Panjang saluran penceraan coyote yang lebih pendek sudah cukup untuk mencerna daging dan menyarap nutrein dari jenis makanan ini.

f. Sistem Pencernaan pada Manusia
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturutturut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar, 6. Rektum, 7. Anus.

Gbr. Sistem Pencernaan pada manusia

1. Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :

a. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.

b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fusngsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

2. Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring.Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.


3. Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim. bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Berikut senyawa yang dihasilkan:
Senyawa Kimia Fungsi
Asam HCl Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
Lipase Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yangdihasilkan sanagat sedikit.
Renin Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.


4. Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pancreas yang dilepaskan ke usus halus.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Senyawa Kimia Fungsi
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pankreas mengeluarkan senyawa kimia yangdihasilkan ke usus halus.
Hormon CCK(Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Senyawa Kimia Fungsi
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjaditripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi
Kadar normal.
Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan
oleh bikarbonat dari pankreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pankreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton,
maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

5. Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.

6. Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN


Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh. fungsi dari pencernaan adalah untuk mempermudah penyerapan sari-sari makanan yang di butuhkan oleh tubuh. Pencernaan di bagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik adalah pencernaan yang dilakukan secara mekanik yaitu dengan bantuan gigi dimulut serta gerak peristalsik di lambung dan usus, dan Pencernaan kimia yaitu pencernaan yang dilakukan/dengan bantuan zat kimia berupa enzim. Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Sedangkan pada hewan vertebrata di lakukan secara ekstrasel. Pada umumnya system pencernaan hewan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. (2006). Definisi dan Contoh Makanan Bergizi. (online). http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/03/definisi-contoh-makanan-bergizi.html. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul 10.00 WIB.


Anonimus. (2009). System Pencernaan Hewan. (online). http:// system-pencernaan-pada-hewan.pdf. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul 10.00 WIB.

Boy. 2010. Definisi Makanan. (online). http://yahoo.answer.com. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul 10.00 WIB.


Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell, Neil A. dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga

Kusuma, Candra. 2006. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: fajar Mulya.

Riza, M. (2010). Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. (online).
http://biologiriza.blogspot.com/2010/02/23-macam-macam-proses-pencernaan.html. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul 10.00 WIB.

Villee,Claude A. dkk. 1988. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga

STRUKTUR DAN FUNGSI SITOSKELETON

STRUKTUR DAN FUNGSI SITOSKELETON

Sitoskeleton adalah jaringan filamen protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda, yaitu: mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen antara. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan kerjanya terkoordinasi. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, merayap di permukaan.
Fungsi Sitoskeleton adalah sebagai berikut:
• Memberikan kekuatan mekanik pada sel
• Menjadi kerangka sel
• Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.
Mikrotubul
Mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin. bersifat lebih kokoh dari aktin, mikrotubulus mengatur posisi organel di dalam sel. Mikrotubulus memiliki dua ujung: ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur mikrotubulus, dan ujung positif yang berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel, terutama saat pembelahan sel.
Mikrotubul berukuran kecil, melengkung, berbentuk silindris, kaku, dimana ditemukan di setiap sel yang sedang mengalami pembelahan. Mikrotubul memiliki diameter luar kira-kira 250◦A dengan diameter dinding kira-kira 50◦A. struktur mikrotubul sangat menarik hampir sama di semua jenis organisme. Analisis ultrastruktural secara negatif menunjukan noda pada potongan mikrotubul, ini menunjukan bahwa dindingnya ialah polimer yang tersusun atau subunit globular . Pemeriksaan potongan melintang dari dinding mikrotubul menunjukan biasanya 13 subunit yang memutar sehingga membentuk dinding. Ketika permukaannya dilakukan secara membujur maka memperlihatkan protofilament. Ketika mikrotubul yang retak, 13 protofilament pembuat dinding tersebut dapat dilihat, menandakan perkumpulan dari subunit mengitari dinding mikrotubul. Satu berkas dari subunit-subunit tadi terlihat berpola spiral seperti bentuk sekrup.
Jika mikrotubul dianalisis kandungan kimianya, maka ditemukan kandungan kesemuanya protein yang satu α-tubulin dan yang lain β-tubulin. Kedua protein tersebut diperkirakan berat molekulnya kira-kira 54.000 dalton yang mempunyai hubungan dengan struktur dan urutan asam amino yang kiranya berasal dari leluhur protein pada awal periode evolusi. Penambahan untuk tubulin yang mana tercatat 80-95% dari kandungan protein di mikrotubul ialah MAPs (Microtubule-associated proteins) yang juga hadir di organel dan sekarang ini sedang diteliti secara intensive.
Pada kenyataannya mikrotubul ditemukan dalam organisasi seluler seperti flagella, cilia dan benang-benang spindle. Mikrotubul berbentuk silinder lurus yang kosong, banyak ditemukan pada sitoplasma sel eukariotik. Organel ini menjalankan berbagai fungsi, terutama sebagai sarana transport material di dalam sel serta sebagai struktur sporting bagi fungsi-fungsi organel lainnya.
Mikrotubula dibentuk dari molekul-molekul tubulin, setiap molekul merupakan heterodimer yang terdiri dari dua sub unit globular yang terikat erat. Subunit-subunit tersebut merupakan protein sejenis yang diberinama tubulin_ dan tubulin β. Molekul tubulin saat ini hanya dijumpai di sel-sel eukariota, terutama diotak vertebrata. Diameter mikrotubula lebih kurang 24 nanometer dengan tebal dinding 5 nanometer. Sebelum molekul-molekul tubulin terakit menjadi mikrotubula terlebih dahulu merekak menyusun diri membentuk protofilamen, dengan jalan subunit tubulin β dari sebuah molekul tubulin berlekatan dengan sub unit dari molekul tubulin yang lain yang derada disampingnya. Sebuah mikrotubula yang juga disebut singlet mikrotubula terdiri dari 13 protofiilament yang tersusun membentuk lingkaran.
Kegiatan dan fungsi mikrotubula sebagian besar berdasarkan kelabilannya. Salah satu contoh yang mencolok adalah terbentuknya gelondong mitosis, yang terbentuk setelah mikrotubula sitoplasma terurai setelah mitosis. Mikrotubula ini umumnya sangat labil, cepat terakit dan cepat pula terurai. Hal inilah yang menyebabkan sangat pekanya gelondong mitosis terhadap pengaruh obat-obatan seperti “colcisine”. Obat ini dapat menghentikan mitosis untuk beberapa menit. Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan menghambat mitosis disebut dengan antimitosis. Zat amitosis dapat mencegah sel membelah, sehingga dapat untuk menghambat sel kangker.
Sebagian sel hewan memiliki MTOC atau pusat sel disebut sentrosoma. Sentrosoma terletak disalah satu sisi inti dan padanya terdapat sepasang sentriola yang tersusun tegak lurus satu dengan yang lain. Mikrotubula pada sel hewan cenderung memancar kesegala arah dari sentrosoma. Bagaimanapun sel hewan bersifat polar.dan perakutan molekul tubulin menjadi mikrotubula dipantau sedemikian rupa sehingga mikrotubula yang terbentuk menjulur kearah tertentu dari sel. Mekanisme kejadiannya tampak kepada sifat dinamis dari mikrotubula. Mikrotubula dalam kultur sel cenderung berada dalam salah satu keadaan yaitu tumbuh terus menerus secara ajeg atau terurai dengan cepat. In vivo, mikrotubula juga cenderung berada dalam keadaan seperti yang telah diuraikan. Umur rata-rata mikrotubula fibroblas dalam kultur sel pada stadium interfase kurang dari 10 menit. Pancaran mikrotubula dari sentrosoma tampak selalu berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan dan perombakannya.

Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter sekitar 7 nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.
Mikrofilamen berbentuk tongkat solid yang terbuat dari protein globular yang disebut dengan actin, oleh karena itu mikrofilamen sering disebut juga filament aktin. Mikrofilamen banyak ditemukan dalam sel eukariotik. Filamen ini merupakan struktur primer fungsional dan sangat penting sebagai komponen cytoskeleton.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel. Berlawanan dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan mikrotubula), peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton adalah untuk menahan tegangan (gaya tarik).
Filament aktin seringkali dijumpai sebagai jaring-jaring trimata yang kaku. Hal ini disebabkan karena filament aktin sangat terikat dengan protein pengikat silang (“cross-linking”). Protein pengikat silang yang terbanyak terdapat di dalam sel yaitu filamin, suatu molekul panjang dan lentur terdiri dari dua rantai polipeptida kembar. Selain berupa anyaman atau jaring-jaring , aktin dapat terikat dalam bentuk berkas-berkas seperti yang dijumpai pada mikrovili intestinal.
Aktin merupakan protein globular dengan BM 42.000 dalton. Apabila berada dalam bentuk monomer disebut aktin G, yang dapat dirakit menjadi filament beruntai rangkap dan disebut aktin F. Selain aktin terdapat pula mikrofilamen yang disebut myosin dan tropomiosin yang banyak dijumpai di sel otot. Sedangkan troponin ada 3 jenis yaitu, Tp T, Tp I, dan Tp C. Dimana Tp T berfungsi mengikat komponen lain kepada tropomiosin, Tp I berfungsi merencat interaksi miosin dengan aktin, dan Tp C berfungsi mengandungi tapak pengikatan untuk Ca2+ yang memulakan pengecutan.

Filamen Intermediet
Filamen intermediet merupakan protein serat yang kuat dan tahan lama yang dapat ditemukan di dalam sitoplasma sebagian besar hewan. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Filamen tersebut disebut dengan “intermediet” karena kenampakan mereka di bawah mikroskop electron adalah di antara filamen aktin yang tipis dan filamen myosin yang tebal. Pada sel-sel otot dimana mereka juga untuk pertama kali dideskripsikan (filamen intermediet juga intermediet dalam hal diameter diantara filamen aktin dan mikrotubulus). Pada hewan banyak sekali kerangka kerja/ fungsi dari filamen intermediet ini, disekitaar nucleus dan meluas keluar sampai ke sisi perifer dari sel, dimana filamen intermediet berinteraksi dengan membran plasma. Sebagai tambahan sebuah jalinan kuat filamen intermediet-lamina nuclear-dibawah selubung nucleus.
Filamen intermediet secara nyata sangat menonjol di dalam sitoplasma sel, yang ditujukan untuk berbagai tekanan mekanis. filamen tersebut berlimpah jumlahnya, sebagai contoh pada ephitelia yang terhubung antara sel satu dengan yang lainnya pada junction yang terspesialisasi sepanjang akson sel saraf. ketika sel diberi perlakuan dengan larutan yang memiliki konsentrasi garam dan detergent non-ionic maka filamen intermediet menjadi komponen sitoskeleton yang paling akhir hilang karena lisis. faktanya terminologi “sitoskeleton” pada mulanya dihasilkan untuk mendeskripsikan system serat yang tidak biasa stabil dan tidak larut air ini. Filamen intermediet merupakan polimer dari protein serat
Struktur dari filamen intermediet ideal dan cocok untuk fungsi-fungsi mekanis. hal ini dikarenakan subunit fibrosa yang berassosiasi sisi demi sisi dalam deretan susunan yang saling overlap/tumpang tindih, filamen mampu bertahan dari berbagai tarikan/peregangan dari pada mikrotubulus atau filamen aktin. Kebutuhan fungsional ini harus diakomodasi dengan variable daerah dengan protein filamen intermediet yang berbeda yang memproyeksikan dari permukaan filamen intermediet dan menentukan kemampuan mereka untuk diassosiasikan satu dengan lainnya dengan berbagai komponen lain yang terdapat dalam sel itu sendiri. Dalam beberapa hal kemudian variable daerah dari protein filamen intermediet memberikan fungsi yang sama halnya pada filamen aktin dan mikrotubulus. perbedaannya adalah bahwa variable daerah merupakan suatu bagian yang utuh dari protein filamen intermediet yang terpisah.
Unit dasar dari filament intermediet diperkirakan sebagai sebuah tetramer yang terbentuk dari dua dimer yang tersusun sejajar dengan masing-masing ujung membawa N-terminus dan C-terminus dengan arah yang berlawanan. Akibat dari reaksi dimer2 ini pada titik yang berkawanan maka tetramer berkurang polaritasnya. Tetramer berinteraksi satui dengan yang lainnya untuk membentuk suatu filament akhir “final filament”. Assambel dari tetramer ini terjadi tidak lain karena kurangnya polaritas,dan juga karena perilakunya ini,turut membedakan filament intermediet dengan sitoskeletal yang lain. Karena interaksi itu juga maka filament intermediet tahan akan stress tekanan.
SILIA
Silia adalah benang tipis setebal 0,25 μm dengan bundel mikrotubulus di bagian intinya. Dinding dari silia terdiri dari 9 dublet mikrotubula. Dublet-dublet tersebut tersusun melingkar dan radier terhadap dua buah singlet mikrotubula, oleh karena susunan ini dinyatakan memiliki susunan mikrotubula 9+2 (9 dublet dan 2 singlet). Setiap dublet saling berhubungan dengan perantaraan protein penghubung yang disebut neksin. Pada bagian bebas dari subdublet terdapat sepasang molekul protein yang disebut dynein. Dinein ini memiliki gugus yang berperan sebagai ATP ase, sehingga dapat dikatakan bahwa dynein bertanggung jawab pada terjadinya hidrolisis ATP. Setiap dublet dihubungkan ke sepasang singlet pusat oleh molekul-molekul protein yang berbentuk ruji-ruji.
Flagella dan silia bentuknya hampir sama, hanya ukurannya silia lebih pendek daripada flagella. Flagella dan silia pada organisme uniseluler (prokariot) sangat penting sebagai alat pergerakan individu tersebut. Perbedaan antara cilia dan flagella sebenarnya tidak begitu jelas . Kedua organel ini berbeda dalam hal gerakannya: gerakan cilia berupa lecutan trimatra, sedangkan flagella gerakannya mengombak dwimatra. Cilia mempunyai gerakan alami berupa lecutan (hempasan) yang mempunyai konsekuensi langsung pada tipe gerakan yang dihasilkan.
Silia dapat ditemukan pada beberapa hewan avertebrata misalnya pada Dugesia. Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan. Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya. Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya. Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.
Secara garis besar mekanisme gerakan silia ada dua yang perlu diketahui yaitu:
Sembilan tubulus ganda dan dua tubulus tunggal satu sama lain saling dihubungkan oleh kompleks protein yang menggandakan ikatan silang.
Diduga bahwa energi yang dilepaskan dari ATP yang berhubungan dengan lengan ATPase, menyebabkan lengan bergerak sepanjang permukaan tubulus yang berdekatan. Bila tubulus depan dapat bergerak keluar seaakan tubulus belakang tetap diam, jelas ini akan menyebabkan pembengkokan. Karena banyak silia pada permukaan sel yang berkontraksi serentak seperti gelombang, diduga bahwa beberapa isyarat yang disinkronisasi mungkin suatu isyarat elektrokimia di atas permukaan sel yang dipindahkan dari silia kesilia.
Flagel
Flagel merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri yang merupakan alat gerak bagi sel bakteri. Flagel melekat pada membran luar di dinding sel dan merupakan perluasan membran sel pada sel-sel eukariota tertentu dengan aksonema internal, badan basal, dan sebagainya identik dengan yang ada pada silia (cilium), tetapi secara keseluruhan, panjangnya lebih bervariasi, dan biasanya lebih panjang. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Pada umumnya memiliki panjang sekitar 12 sampai 30 nm. Pukulan flagela bergetar seperti ombak sehingga berbeda dengan silia, gaya renang ke bawah diikuti oleh pukulan ke atas sehingga daya tahannya kurang. Falgela dapat dilihat pada mikroskop cahaya jika ditambah dengan substansi khusus yaitu mordan yang merupakan substansi yang dapat mempertajam pengamatan yang berfungsi untuk membesarkan garis lengan flagela, setelah itu pada sediaan digunakan suatu zat pewarna sehingga flagela dapat terlihat.
Flagel tersusun atas tiga bagian yaitu:
• Pangkal (basal) merupakan bagian yang berhubungan dengan membran palasma.
• Hook yang pendek.
• Filamen yang bentuknya seperti benang yang panjangnya sampai beberapa kali melebihi panjang tubuhnya.
Gerakan flagella dan silia berlandaskan pada kegiatan mikrotubula. Ditinjau dari segi ultrastruktur, gerakan flagella maupun silia, merupakan gerak geseran antar dublet dengan perantara dynein. Terdapat tiga komponen penyebab terjadinya gerakan yaitu: mikrotubul, dynein, dan ATP. Dari beberapa penelitian diperoleh bahwa, apabila yang berperan dalam pergeseran antar dublet hanya dynein, ATP, dan mikrotubul, flagella tidak akan melengkug tetapi dublet-dublet akan saling terlepas.
Pada saat bergerak, lengan dynein satu doublet mikrotubula mencengkeram doublet sebelahnya, menarik, melepas, dan kemudian mencengkeram lagi. Siklus motor dynein degerakan oleh ATP. Doublet mikrotubula dipertahankan di tempatnya, mungkin oleh jari-jari radial atau unsure structural lain. Dengan demikian doublet disebelahnya tidak dapat saling meluncur melewati doublet yang lain dengan jarak yang sangat jauh. Gaya-gaya yang dikerahkan oleh lengan dynein menyebabkan doublrt mrlrngkung yang akan menyebabkan silia atau flagella membengkok.ngkungan flagella dapat terjadi akibat kerjasama ruji-ruji dengan pasangan singlet pusat. Pada keadaan tegak, ruji-ruji tidak bersentuhan dengan singlet pusat, dan berkedudukan tegak lurus terhadap sumbu flagella. Pada keadaan melengkung ruji-ruji bersentuhan dengan singlet pusat dan membentuk sudut lancip atau tumpul.
Dalam pergerakannya, motor flagel memutar filamen, yang mendorong sel dengan jalan mendorong melawan medium bagian luar. Motor itu digerakan oleh difusi proton (H+) ke dalam sel setelah dipompakan keluar melalui membran plasma dengan mengeluarkan ATP.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Gross, Trevor dkk. 1995. Introoductory Microbiology. London: Chapmaan & hall University and Proffesional Dinsion.
Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga